Mengingatmu untuk kesekian kalinya membuatku muak.. tapi melupakanmu untuk sekian kalinya membuatku menyerah..
Wahai,, manusia tanpa nama.. Engkau mungkin yang pertama menghuni hatiku. Tapi bukan kau satu-satunya,, dan beLum tentu kaulah yang terakhir..
Wahai manusia tanpa suara,, Engkau mungkin sosok pertama yang selalu kumimpikan,, tapi bukan kau satu-satunya..
Waktu terlalu cepat beranjak meninggalkan aku yang dahulu semakin larut dengan bayanganmu.. Kini,, tersadar betapa berharganya waktu yang selama ini kusia-siakan..
Bayangan yang selalu menimbulkan segaris senyumanku itu perlahan memudar..
Ini bukan sebuah keprihatinan! Malahan sebuah kesyukuran..
Tuhan masih menyayangiku dengan memberikan kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berbeda..
Tuhan masih menginginkanku mengecap indahnya kebahagiaan yang selama ini tak pernah kau berikan,, wahai si Tanpa Nama..
Aku terdiam,, cukup lama.. cukup untuk membuat segelas kopi manis, cukup untuk membaca beberapa HotNews dari surat kabar maupun majalah, cukup untuk menghabiskan 2 sesi film kartun kesukaanku.. Cukup untuk melakukan semuanyaa..
Tergerak,, bayangmu hilang tanpa bekas.. senyum itu berkembang menjadi tawa.. tawa bagi diriku yang selama ini merindu..
Aku tak lagi ingin melupakanmu..
Aku tak lagi ingin menghindarimu..
bagaimanapun,, kau adalah masa laluku,,
bagaimanapun,, kau adalah kenanganku..
yang akan terus menguntitku hingga masa depan..
Wahai,, Manusia tanpa Nama... Manusia tanpa Suara...!